Kunjungan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Majene, Sulawesi Barat pada Selasa (29/4/2025) turut disambut oleh jajaran Direktur Universitas Terbuka (UT) Majene, Devi Ayuni bersama pimpinan Forum Perguruan Tinggi Sulawesi Barat lainnya.
Kunjungan brian Yuliarto menjadi momen penting dalam mempererat sinergi antar perguruan tinggi di Sulawesi Barat, serta menegaskan komitmen bersama dalam memajukan pendidikan tinggi berbasis riset dan inovasi di wilayah ini.
Rangkaian kegiatan kunjungan dimulai dengan peresmian dan peletakan batu pertama pembangunan kampus Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Polewali Mandar.
Kegiatan tersebut menandai dimulainya langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan tinggi berbasis teknologi dan kewirausahaan di Sulawesi Barat.
Setelah itu, Prof. Brian Yuliarto melanjutkan kunjungannya ke kampus Universitas Sulawesi Barat di Majene dalam rangka meresmikan Gedung Fakultas Kedokteran Unsulbar, sebagai bagian dari upaya penguatan sektor kesehatan melalui pendidikan kedokteran yang berkualitas di kawasan timur Indonesia.
Dalam kunjungan ini, Prof. Brian didampingi oleh Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., serta sejumlah pejabat dekan dari Unhas.
Hadir pula pimpinan perguruan tinggi se-Sulawesi Barat yang tergabung dalam Forum PT Sulbar, termasuk Direktur UT Majene.
Setelah peresmian dan makan siang bersama, rangkaian acara dilanjutkan dengan seminar singkat bertempat di Aula Teater Unsulbar, yang dihadiri seluruh pimpinan perguruan tinggi di wilayah tersebut bersama mahasiswa Universitas Sulawesi Barat.
“Perguruan tinggi merupakan garda depan dalam mendukung kemajuan bangsa melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Prof. Brian.
Ia menyampaikan bahwa untuk menjadi negara maju, Indonesia harus meningkatkan penguasaan teknologi hingga 12–13 kali lipat dan menaikkan jumlah peneliti hingga lima kali lipat.
“Tugas dan tanggung jawab kampus menjadi sangat strategis. Ini akan menentukan apakah Indonesia mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah,” ujar Prof. Brian.
Ia juga menyoroti rendahnya angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yang hingga tahun 2024 baru mencapai 10,2 persen dari total populasi dimana target APK nasional di 2029 yaitu 38 persen.
Karena itu, menurutnya, penting bagi setiap kampus di daerah untuk berperan sebagai mercusuar pertumbuhan wilayah, pengungkit ekonomi lokal, serta penghasil solusi berbasis riset untuk tantangan pembangunan.
Semenara itu, Direktur UT Majene Devi Ayuni menekankan bahw UT Majene bersama seluruh perguruan tinggi di Sulawesi Barat meneguhkan semangat kolaborasi dan kontribusi aktif dalam transformasi pendidikan tinggi nasional.
“Sinergi antar lembaga ini dapat memperkuat peran kampus sebagai aktor utama dalam pembangunan daerah dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia,” ujar Devi. (*)