Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) terus menjadi pilihan utama banyak masyarakat Indonesia, dengan segala keuntungan yang ditawarkan seperti gaji tetap, tunjangan yang beragam, dan jaminan masa depan yang lebih stabil. Tidak mengherankan, setiap kali pembukaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), pelamar dari seluruh penjuru negeri selalu memenuhi kuota yang tersedia. Fenomena ini menunjukkan bahwa ASN bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga dianggap sebagai karier bergengsi yang menjanjikan kestabilan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi pasar kerja yang semakin kompleks.
Menurut Ketua Perkumpulan Lintas Profesi Indonesia (PLPI), Nur Ajis, M.Pd., peluang rekrutmen ASN pada tahun 2026 akan sangat besar. Hal ini dikarenakan ada banyak kementerian dan lembaga baru yang terbentuk, ditambah dengan gelombang pensiun ASN yang semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan kondisi tersebut, diprediksi akan ada banyak formasi yang terbuka bagi generasi muda untuk mengisi posisi di berbagai instansi pemerintahan.
Antusiasme yang tinggi terhadap seleksi ASN juga tercermin dari upaya banyak calon peserta yang mempersiapkan diri dengan serius. Tidak sedikit yang mengikuti bimbingan belajar daring, membentuk kelompok belajar, bahkan mencari mentor untuk memandu langkah mereka. Fenomena ini menunjukkan bahwa seleksi ASN bukan hanya dianggap sebagai perekrutan tenaga kerja, melainkan juga sebagai ajang kompetisi bergengsi untuk meraih karier yang stabil dan terhormat.
Peran perguruan tinggi dalam mempersiapkan calon ASN juga tak bisa dipandang sebelah mata. Universitas Terbuka (UT) menjadi perguruan tinggi dengan kontribusi terbesar dalam menghasilkan ASN. Hingga saat ini, UT telah mencetak lebih dari 9.400 orang yang berhasil lolos seleksi CPNS, menjadikannya sebagai salah satu ‘pencetak ASN’ terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kualitas pendidikan yang diberikan oleh UT, yang memungkinkan lulusannya untuk bersaing di level nasional dalam seleksi ASN.
Selain UT, perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, dan sejumlah kampus bergengsi lainnya juga turut berkontribusi dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap pakai di sektor pemerintahan. Keberhasilan universitas-universitas ini mencerminkan kontribusi pendidikan tinggi dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam pendidikan berkualitas (SDG 4). Perguruan tinggi dengan kualitas pendidikan yang baik tidak hanya membantu mencetak lulusan yang berkompeten, tetapi juga berperan dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien.
Fenomena meningkatnya antusiasme terhadap seleksi ASN dan peran penting perguruan tinggi ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat. Kesempatan yang lebih terbuka bagi lulusan perguruan tinggi untuk berkarier di sektor publik, akan menciptakan pemerintahan yang lebih berkualitas dan efisien. Dengan adanya regenerasi ASN yang kompeten dan terampil, masyarakat akan merasakan dampak positif dalam pelayanan publik, serta pencapaian tujuan pembangunan negara yang lebih baik.
Namun, untuk memastikan bahwa proses seleksi tetap berlangsung dengan transparan, adil, dan berbasis pada kompetensi, Badan Kepegawaian Negara (BKN) memastikan bahwa seleksi CPNS selalu mengedepankan prinsip transparansi dan objektivitas. Oleh karena itu, keberhasilan dalam seleksi CPNS sangat bergantung pada persiapan yang matang, konsistensi belajar, dan strategi yang tepat dalam menghadapi ujian.
Dengan peluang yang semakin besar, seleksi CPNS 2026 diprediksi akan menjadi ajang yang sangat dinantikan oleh banyak lulusan perguruan tinggi, terutama mereka yang berasal dari universitas-universitas yang telah terbukti mencetak ASN berkualitas, seperti Universitas Terbuka. Tidak hanya sebagai ajang untuk mendapatkan pekerjaan, seleksi ini juga merupakan kesempatan untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan negara dan mewujudkan pemerintahan yang lebih baik di masa depan.